Seputar Beasiswa: AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAN BANGSA INDONESIA

Monday, June 26, 2017

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAN BANGSA INDONESIA

AKU GENERASI UNGGUL KEBANGGAN BANGSA INDONESIA 

“Indonesia tanah air beta” selalu terngiang sebaris bait salah satu lagu nasional bangsa ini, sebagai seorang mahasiswi selalu tersirat pemikiran kalau saya sudah lulus, saya ingin ikut andil dalam pembangunan dan kemajuan bangsa ini. Tidak jarang saya sering berpikir, hal apa yang akan saya berikan? Hal apa yang akan saya sumbangkan? Ide apa yang bisa saya kembangkan? Selalu saja begitu sejak saya semester satu. Hingga akhirnya, saya mencoba mengasah kemampuan dengan ikut berbagai kepanitiaan dan organisasi yang bergerak di bidang kemasyarakatan. Dari hal tersebut saya tahu betapa sangat luas dan complicated ketika ingin menjadi seorang agent of change demi sebuah perubahan dan kemajuan negeri. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah selayaknya memang kita mengemban bersama suatu hal yang telah diamanahkan sejak zaman reformasi. Berkaca dari hal tersebut, saya mecoba menjalankan dengan sepenuh hati meskipun dari hal yang kecil dalam diri saya sendiri dan saya mencoba menerapkannya di lingkungan terdekat saya yaitu di kos, seperti teman, sahabat juga anak kecil bimbingan saya di suatu desa sekitar universits saya. Contohnya, tidak mencontek dan melakukan segala hal secara tepat waktu. Harapannya, hal tersebut akan membangun kembali jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, karena dewasa ini isu terkikisnya moral dan jati diri bangsa sangat viral dan cukup menjadi perhatian. Mengingat hal tersebut, saya mulai berpikir inilah kesempatan saya menjadi agent of change, tidak peduli dari dalam diri sendiri atau bersama orang lain yang ada dipikiran saya adalah kita (bangsa Indonesia ) tidak bisa selalu begini kita butuh perubahan. Dari hal kecil kita berubah dalam sebuah forum diskusi disuatu sore bersama teman–teman forum saya mengutip kalimat tersebut kemudian saya memandang jauh dengan mengaplikasikan kalimat tersebut untuk bangsa ini. Betapa menariknya apabila semua orang mempunyai pikiran yang sama yaitu demi Indonesia, hanya dimulai dari langkah kecil yang menjadi suatu kebiasaan. Kalau bukan dimulai dari kita, tidak mungkin orang lain mau percaya adanya suatu perubahan sedangkan kita yang ingin perubahan tidak berani memulainya maka saya selalu percaya diri dalam melakukan berbagai hal dan mengimplementasikannya ketika saya diberi amanah baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Saya selalu melakukannya semaksimal mungkin supaya menjadi amanah serta dapat membangun kepercayaan bahwa saya berkompeten. Di era sekarang kita tidak bisa menutup mata dengan globalisasi. Banyak hal baik yang dibawa namun tak jarang juga menyusup hal-hal negatif yang membuat wajah bangsa
ini tak lagi sama seperti dulu. Kita berhak oleh perubahan tapi bila dikutip dalam perubahan yang strategis bukan maju. Dalam sekedar fashion maupun era tetapi mengalami kemunduran dari segi moral sedangkan bangsa ini terkenal beradab bukan berarti sekarang tidak beradab tetapi mungkin terlalu berbeda oleh banyaknya topeng yang dipakai oleh setiap warga negaranya. Maka dari itu, saya sebagai generasi unggulan bangsa ini sejatinya tidak menginginkan  perubahan yang bersifat mengikis melainkan perubahan yang terbentuk atas nama bangsa Indonesia yaitu perubahan dinamis diimbangi dengan penguatan moral atau doktrin rasa patriotisme dari usia dini atau sedini mungkin berpegang dari hal tersebut. Selama menjalani suatu organisasi dan kepanitiaan yang bergerak di bidang masyarakat, saya menjelaskan pemahaman mengenai patriotisme, pentingnya seseorang harus mempunyai hal tersebut serta pentingnya untuk negara. Melalui kesempatan itu, saya juga mendengar aspirasi mereka walaupun tidak banyak yang bisa saya lakukan, setidaknya mereka merasa telah bertukar pikiranan, uneg-unegnya kepada saya, dan kawan-kawan mahasiswa. Memang sejatinya seorang mahasiswa diberi suatu kemampuan yang apabila dipergunakan dan diamalkan bisa berdampak baik bagi khalayak seperti warga desa binaan fakultas saya. Mahasiswa dipercaya sebagai penerus bangsa unggulan karena kemapuannya dianggap mampu membawa bangsa ini menjadi lebih baik kedepannya. Oleh karena itu, saya sebagai mahasiswi mencoba menanamkan hal yang kecil dari dalam diri sendri setidaknya agar menjadi penopang aspirasi mereka orang awam yang membutuhkan keadilan. Bukankah sekarang mahasiswa selayaknya begitu? Mahasiswa unggulan dituntut aktif dalam bidang akademik maupun non akademik. Untuk mengimbanginya, kita membutuhkan skill dalam mengatur waktu dengan baik. Meski begitu, hal tersebut tidak membuat saya takut menjalani kedua hal tersebut secara bersamaan. Justru hal tersebut saya jadikan tantangan demi melatih dan menggali suatu hal yang bisa saya dapatkan sebagai ilmu dan sebagai pengalaman yang nanti akan menjembatani langkah saya kedepannya. Sesuai harapan, di awal semester, saya melewatinya dengan aman. Namun saya tidak puas disitu, untuk mencoba segala hal baru dan mencari ataupun berniat mengatasi suatu permasalah terutama dalam lingkup bidang saya. Dari hal itu saya berlatih menjadi seorang yang lebih profesional dalam mendengar, melihat, menganalisis suatu hal. Banyak hal yang saya dapatkan dibangku kuliah dan kemudian aya terapkan dalam organisasi maupun langsung saya aplikasikan di lapangan dengan berinteraksi dengan masyarakat. Berbagai hal menarik saya rasakan demi membangun moral dan jati diri demi terwujudnya generasi unggulan sebagai agent of change. Dari diri saya maupun orang lain, saya percaya bahwa ikut andilnya kita walaupun dalam hal kecil akan selalu membawa efek
yang besar baik untuk kita maupun orang lain. Sesuatu yang saya dapatkan dibangku kuliah dan di organisasi saya terapkan langsung ke dalam masyarakat. Ketika bergerak dalam bidang pengabdian, hal tersebut membuat saya terlatih karena dengan mempraktikan dan mengamalkan ilmu merupakan bagian yang paling mudah diingat. Ilmu tanpa aplikasi merupakan sebuah kesia-siaan. Sejauh ini semua yang saya lakukan selalu membawa dampak positif terlebih saya secara sadaar dan senang menjalaninya maka dengan begitu hal yang akan saya lakukan dan hal yang saya implementasikan selalu sinkron. Masuk ke tahap Indonesia, kita memang dinobatkan sebagai negara berkembang yang memiliki berbagai kelebihan bahkan tanah kita menajadi rebutan bangsa-bangsa di belahan manapun di dunia, tapi dengan hal tersebut bukannya kita sadar tetapi malah terkesan menjadi kuli dinegeri sendiri. Hal ini sangat memprihatinkan. Lalu apa yang bisa diperbuat seorang mahhasiswa ataupun mahasiswi sebagai generasi intelektual, generasi uggulan yang selayaknya memikirkan nasib kaum awam yang membutuhkan keadilan? Berawal dari hal ini, saya sadar bahwa berubah kembali seperti semula bukanlah hal yang mudah, akan tetapi saya percaya apapun yang kita usahakan akan membuahkan hasil tidak peduli akan sesuai atau tidak yang penting kita sudah menusahakan hal tesebut secara maksimal yakin dan berdoa. Tiga hal mujarab itu merupkan indikator adanya sebuah keinginan kembali bukan mengembalikan diri tetapi kembali pada jati diri. Dengan begitu kita semua akan merasakan kalau kita merupakan pemilik negeri ini. Yang akan melakukan perubahan adalah bangsa ini sendiri, tidak mungkin bangsa lain mau melakukannya. Maka beranjak dari hal tersebut, mengapa Indonesia butuh generasi unggulan demi masa depan bangsa dan anak cucu kita kelak? Dari titik ini saya merasa betapa berbeda wajah Indonesia dulu dan sekarang setidaknya apabila kita menjadi agent of change, anak cucu kita akan mempunyai bekal kedepannya untuk selalu menjaga amanah bangsa seperti yang telah dilakukan para pendahulu kita. Apabila dimulai dari kita saja tidak melakukan sebuah usaha demi bangsa, bagaimana anak cucu kita nanti akan meneruskan usaha kita menjaga amanah? Serta bagaimana menjaga amanah itu? Selain berawal menjadi pribadi unggulan yang harapannya akan membuat bangsa ini jaya lagi seperti nusantara dengan zaman yang kita bawa sekarang ini. Bukan tidak mungkin hal itu akan terjadi karena mau bagaimanapun kita ini bangsa besar yang mempunyai dasar negara yaitu Pancasila dan bersatu dalam kesatuan Bhineka Tunggal Ika. 
 

No comments:

Post a Comment